Pengalaman Disentri Pada Bayi Usia 9 Bulan Hingga Sembuh
08 March 2019
komentar
ibubayicare | Disentri pada bayi umur 9 bulan, ini adalah pengalaman admin yang akan kami bagi pada ibu - ibu atau orang tua yang bayinya mengalami disentri, sebelumnya kita pahami dulu tentang disentri, disentri adalah adalah sebuah infeksi yang berada pada usus yang dapat menyebabkan diare yang disertai juga darah atau lendir, berak dengan intensitas yang sering dengan tekstur cair atau lembek
Disentri menurut hellosehat terbagi menjadi 2 yaitu
1. Disentri basiler atau disebut juga shigellosis
2. Disentri amuba atau amoebiasis
Disentri basiler disebabkan infeksi oleh bakteri shigella sedangkan disentri amuba disebabkan infeksi Entamoeba histolytica, bakteri dan amuba ini dapat berpindah melalui kontak langsung dengan bakteri pada feses dan dapat juga melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
Penyakit ini dapat menular apabila tidak ditangani bayi akan megalami dehidrasi berat yang membahayakan
Padamulanya sikecil mengalami demam panas kemudian karena bunda adalah seorang tenaga medis (bukan dokter) diberikanlah sanmol drop yang memang dipakai kala sikecil sakit panas, setelah diberikan sanmol esok harinya turun namun panas lagi pada saat menjelang malam hari, saat itu sikecil terlhat lemas pucat dan hanya terdiam walaupun biasanya sangat cerewet dan aktif, barulah sikecil buang air besar
Pada saat buang air besar sikecil terlihat sedikit lemas dan kecurigaan kamipun benar pada saat melihat feses sikecil terlihatlah bercak lendir merah segar, mulanya kami tidak sadar bahwa itu adalah lendir yang bercampur darah sebab sikecil seringkali diberi makan makanan alami seperti wortel dan memang pada saat itu diberikan wortel sebagai pendamping asi, setelah dicek lebih lanjut dengan cahaya yang terang barulah keyakinan kami benar bahwa yang ada pada feses adalah darah
Sikecil bab sangat sering sekali pada malam hari hingga pagi kurang lebih 6 kali dan terus menerus ada bercak darah yang semakin jelas dan makin banyak, walaupun demikian kami bersyukur karena sikecil sangat aktif minum susu ASI dan air putih sehingga tidak sampai dehidrasi
Karena kekhawatiran bunda maka kami putuskan untuk membawanya ke Dokter anak, pada saat pemeriksaan bunda diberikan beberapa pertanyaan seperti :
➭ Berapa kali BAB
➭ Mulai kapan mengalami bercak darah
➭ Bagaimana minumnya
➭ Demam atau tidak, berapa suhu badannya
➭ Usianya berapa, dan pertanyaan pertanyaan lain yang mendukung pengambilan diagnosa
Setelah bunda jelaskan kronologi kejadian Dokter mengambil kesimpulan bahwa sikecil mengalami Disentri basiler
Lingkungan tempat tinggal sikecil berada didaerah pantai ujung timur pulau jawa yaitu Banyuwangi, memang terkait dengar Air bersih dilingkungan sikecil menggunakan sumur yang notabenya sudah air terakhir yang turun dari hulu ke hilir, walaupun demikian tetaplah memasak air sampai dengan mendidih
Belum lagi binatang peliharaan disekitar tempat tinggal seperti ayam, kambing, kucing dan bebek yang bab sembarang tempat sehingga kebersihan makanan pakaian memang harus ekstra dijaga
Bunda belum tau penyebabnya yang jelas bunda beranggapan bahwa bakteri yang masuk pada sikecil karena dampak lingkungan yang kurang baik
Kembali pada pemeriksaan Dokter, karena sudah jelas sikecil mengalami disentri basiler Dokter memberikan nasehat dan resep obat
➭ Obat racikan
➭ Tablet Zinc yang diminumkan selama 10 hari
➭ Oralit
➭ Probiotik penguat usus sibayi
Setelah pemeriksaan mulailah pengobatan, sikecil diberikan makanan yang bertekstur lembut diberikan tablet zinc serta mencampurkan air putih dengan oralit, probiotik diberikan 2 kali dalam sehari plus obat racikan
Sehari pemberian obat masih mengalami disentri dan Alhamdulillah sangat terbantu dengan aktifnya sibayi mimum dan makan, hari kedua pengobatan barulah terlihat hasilnya BAB sikecil hanya 2 kali sehari meski masih muncul bercak darah
Pada hari ketiga BAB semakin jarang hanya 1 kali dalam sehari dan tekstur feses menjadi padat, pada feses tetap masih ada bercak darah hanya semakin sedikit, barulah pada hari ke empat BAB sekali dalam sehari dan bercak darah sudah hilang
Pengobatan tetap bunda lakukan sampai tablet zinc habis, sedangkan probiotik hanya diberikan 2x sehari selama 4 hari, pengalaman ini menjadi pelajaran yang sangat berharga sekali tentang keberihan lingkungan, pemberian makanan dan sanitasi yang bersih, sebab bayi sangat rentan sekali pada bakteri, berikan penanganan yang tepat karena dehidrasi sangat berbahaya bagi sikecil
Tamabahan informasi untuk bunda bahwa siapkan selalu oralit supaya tidak terjadi dehidrasi dan tetap berikan ASI pada bayi sesering mungkin serta selalu sterilkan tempat makanan sikecil, cucilah tangan sebelum melakukan kontak dan memberikan makanan pada bayi
Demikian pengalaman disentri pada bayi usia 9 bulan hingga sembuh, semoga artikel ini bermanfaat untuk bunda, tinggalkan komentar untuk berdiskusi lebih lanjut terimakasih
Disentri menurut hellosehat terbagi menjadi 2 yaitu
1. Disentri basiler atau disebut juga shigellosis
2. Disentri amuba atau amoebiasis
Disentri basiler disebabkan infeksi oleh bakteri shigella sedangkan disentri amuba disebabkan infeksi Entamoeba histolytica, bakteri dan amuba ini dapat berpindah melalui kontak langsung dengan bakteri pada feses dan dapat juga melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
Penyakit ini dapat menular apabila tidak ditangani bayi akan megalami dehidrasi berat yang membahayakan
Padamulanya sikecil mengalami demam panas kemudian karena bunda adalah seorang tenaga medis (bukan dokter) diberikanlah sanmol drop yang memang dipakai kala sikecil sakit panas, setelah diberikan sanmol esok harinya turun namun panas lagi pada saat menjelang malam hari, saat itu sikecil terlhat lemas pucat dan hanya terdiam walaupun biasanya sangat cerewet dan aktif, barulah sikecil buang air besar
Pada saat buang air besar sikecil terlihat sedikit lemas dan kecurigaan kamipun benar pada saat melihat feses sikecil terlihatlah bercak lendir merah segar, mulanya kami tidak sadar bahwa itu adalah lendir yang bercampur darah sebab sikecil seringkali diberi makan makanan alami seperti wortel dan memang pada saat itu diberikan wortel sebagai pendamping asi, setelah dicek lebih lanjut dengan cahaya yang terang barulah keyakinan kami benar bahwa yang ada pada feses adalah darah
Sikecil bab sangat sering sekali pada malam hari hingga pagi kurang lebih 6 kali dan terus menerus ada bercak darah yang semakin jelas dan makin banyak, walaupun demikian kami bersyukur karena sikecil sangat aktif minum susu ASI dan air putih sehingga tidak sampai dehidrasi
Karena kekhawatiran bunda maka kami putuskan untuk membawanya ke Dokter anak, pada saat pemeriksaan bunda diberikan beberapa pertanyaan seperti :
➭ Berapa kali BAB
➭ Mulai kapan mengalami bercak darah
➭ Bagaimana minumnya
➭ Demam atau tidak, berapa suhu badannya
➭ Usianya berapa, dan pertanyaan pertanyaan lain yang mendukung pengambilan diagnosa
Setelah bunda jelaskan kronologi kejadian Dokter mengambil kesimpulan bahwa sikecil mengalami Disentri basiler
Lingkungan tempat tinggal sikecil berada didaerah pantai ujung timur pulau jawa yaitu Banyuwangi, memang terkait dengar Air bersih dilingkungan sikecil menggunakan sumur yang notabenya sudah air terakhir yang turun dari hulu ke hilir, walaupun demikian tetaplah memasak air sampai dengan mendidih
Belum lagi binatang peliharaan disekitar tempat tinggal seperti ayam, kambing, kucing dan bebek yang bab sembarang tempat sehingga kebersihan makanan pakaian memang harus ekstra dijaga
Bunda belum tau penyebabnya yang jelas bunda beranggapan bahwa bakteri yang masuk pada sikecil karena dampak lingkungan yang kurang baik
Kembali pada pemeriksaan Dokter, karena sudah jelas sikecil mengalami disentri basiler Dokter memberikan nasehat dan resep obat
➭ Obat racikan
➭ Tablet Zinc yang diminumkan selama 10 hari
➭ Oralit
➭ Probiotik penguat usus sibayi
Setelah pemeriksaan mulailah pengobatan, sikecil diberikan makanan yang bertekstur lembut diberikan tablet zinc serta mencampurkan air putih dengan oralit, probiotik diberikan 2 kali dalam sehari plus obat racikan
Sehari pemberian obat masih mengalami disentri dan Alhamdulillah sangat terbantu dengan aktifnya sibayi mimum dan makan, hari kedua pengobatan barulah terlihat hasilnya BAB sikecil hanya 2 kali sehari meski masih muncul bercak darah
Pada hari ketiga BAB semakin jarang hanya 1 kali dalam sehari dan tekstur feses menjadi padat, pada feses tetap masih ada bercak darah hanya semakin sedikit, barulah pada hari ke empat BAB sekali dalam sehari dan bercak darah sudah hilang
Pengobatan tetap bunda lakukan sampai tablet zinc habis, sedangkan probiotik hanya diberikan 2x sehari selama 4 hari, pengalaman ini menjadi pelajaran yang sangat berharga sekali tentang keberihan lingkungan, pemberian makanan dan sanitasi yang bersih, sebab bayi sangat rentan sekali pada bakteri, berikan penanganan yang tepat karena dehidrasi sangat berbahaya bagi sikecil
Tamabahan informasi untuk bunda bahwa siapkan selalu oralit supaya tidak terjadi dehidrasi dan tetap berikan ASI pada bayi sesering mungkin serta selalu sterilkan tempat makanan sikecil, cucilah tangan sebelum melakukan kontak dan memberikan makanan pada bayi
Demikian pengalaman disentri pada bayi usia 9 bulan hingga sembuh, semoga artikel ini bermanfaat untuk bunda, tinggalkan komentar untuk berdiskusi lebih lanjut terimakasih
0 Response to "Pengalaman Disentri Pada Bayi Usia 9 Bulan Hingga Sembuh"
Post a Comment
=> Komentar dengan link tidak akan dipublish